Pada mula penggunaan kata “culture” pada bahasa Inggris, kata ini diasosiasikan dengan kata “cultivation” (terkait kata “cult” / “cara memuja”) dari hewan dan berkaitan dengan penyembahan religius (religious worship).
Sejak abad 16 – 19, kata “culture” mulai diterapkan secara luas pada peningkatan (improvement) pikiran manusia secara individu. Hal ini tampak dari praktek berladang yang semakin meningkat.
Pada periode yang sama pula, kata “culture” mulai merujuk pada peningkatan masyarakat sebagai satu kesatuan. Di sini kata “culture” digunakan sebagai padanan kata yang mengandung nilai (a value-laden synonym) bagi “civilization” atau “peradaban”. Maka kata “culture” juga memuat sejumlah perbedaan, seperti teknologi, moral dan sikap.
Saat revolusi industri, bangkit pula romantisisme. Pada saat itu “culture” menandakan perkembangan spiritual (spiritual development) yang berbeda dari perubahan material dan infrastruktur. Selain itu, muncul pula perubahan di mana hidup keseharian dan tradisi tertentu yang diberi penekanan (accented tradition) sebagai dimensi-dimensi budaya. Hal ini terlihat dari gagasan tentang “folk culture” dan “national culture” yang berkembang.
Sejak abad 16 – 19, kata “culture” mulai diterapkan secara luas pada peningkatan (improvement) pikiran manusia secara individu. Hal ini tampak dari praktek berladang yang semakin meningkat.
Pada periode yang sama pula, kata “culture” mulai merujuk pada peningkatan masyarakat sebagai satu kesatuan. Di sini kata “culture” digunakan sebagai padanan kata yang mengandung nilai (a value-laden synonym) bagi “civilization” atau “peradaban”. Maka kata “culture” juga memuat sejumlah perbedaan, seperti teknologi, moral dan sikap.
Saat revolusi industri, bangkit pula romantisisme. Pada saat itu “culture” menandakan perkembangan spiritual (spiritual development) yang berbeda dari perubahan material dan infrastruktur. Selain itu, muncul pula perubahan di mana hidup keseharian dan tradisi tertentu yang diberi penekanan (accented tradition) sebagai dimensi-dimensi budaya. Hal ini terlihat dari gagasan tentang “folk culture” dan “national culture” yang berkembang.